Pages

Untuk Troya dan Noura : Menginjak Anak Tangga Pertama (II)




Seperti telah aku ceritakan sebelumnya, setelah aku sempat bertengkar dengan bosku aku mulai mencari pekerjaan lain dengan melamar ke beberapa studio interior. Aku melamar ke dua studio interior yang informasinya ku dapat dari koran dan iklan di kampusku. Aku berharap banyak dan terus berdoa bahwa salah satu di antaranya mau menerimaku bekerja di kantornya.

Harapanku tumbuh ketika salah satu studio interior tersebut mengontakku dan menanyakan apakah aku bisa bekerja disana sambil berkuliah. Aku mengiyakan tawaran tersebut dengan senang dan mereka berjanji akan menghubungiku lagi. Sehari dua hari aku menunggu sampai seminggu tetap tidak ada panggilan. Aku mulai kecewa dan harapanku mulai sirna. Aku mulai putus asa ketika pada minggu ke tiga tidak ada panggilan juga. Aku mulai stress karena sejujurnya aku benar-benar tidak betah dengan pekerjaanku. Aku mulai bertanya-tanya kepada Allah, adakah Dia melihatku? Adakah Dia mendengarku? Tidakkah Ia melihat semua usahaku? Aku tak mungkin terus berada di kantorku sekarang dan menghabiskan beberapa bulan lagi disana. Walaupun keadaan ku dengan bosku sudah mulai membaik. Ia sepertinya sudah mulai melupakan masalah kemarin. Tapi bukan itu yang membuatku tidak betah di kantorku sekarang. Aku ingin lebih.

Akhirnya sampai pada satu titik aku membuat keputusan bahwa aku harus berhenti dan aku akan fokus pada kuliahku saja. Sebulan setelah pertengkaranku dengan bosku, aku mengatakan bahwa Sabtu minggu depan aku akan berhenti dengan alasan aku akan mulai PKL (Praktek Kerja Lapangan). Sebenarnya tidak seratus persen alasanku tersebut bohong. Karena sebenarnya aku memang mengajukan PKL lebih awal kepada pembimbingku di kampus sehingga aku ada alasan untuk segera pergi dari kantor tersebut. Dan untungnya salah satu dosenku mau berbaik hati membolehkan aku magang di tempat usahanya dan ia memintaku untuk PKL lebih awal karena memang ia sedang banyak mengerjakan proyek. Aku pun menyetujuinya.

Awalnya aku takut mengatakan kepada kakek dan nenek kalian bahwa aku akan berhenti bekerja di tempat teman kakekmu. Tapi ternyata mereka mau mengerti dan menyetujui aku untuk segera berhenti dari tempat aku bekerja. Jujur saja berhenti bekerja merupakan salah satu keputusan berat. Karena ketika kalian bekerja salah satu nilai plus yang kalian dapatkan adalah uang. Harus kuakui sejak aku bekerja aku tak pernah meminta uang lagi kepada orang tuaku dan itu membuatku sangat senang. Sehingga ketika aku memutuskan untuk berhenti aku sempat berpikir bagaimana aku mendapatkan uang untuk keperluan sehari-hariku yang tidak bisa dibilang sedikit? Tentu aku tidak mau memberatkan kakek dan nenekmu yang saat ini sudah tua. Tapi akhirnya setelah aku berpikir beberapa kali aku putuskan untuk berhenti bekerja dan mulai fokus pada kuliahku yang sempat agak terbengkalai gara-gara aku bekerja.

Tapi sepertinya Allah punya rencana lain. Aku tidak pernah habis berpikir mengapa sepertinya aku tidak pernah bisa mewujudkan rencana-rencanaku. Karena setiap aku membuat rencana, rencana itu selalu digagalkan oleh Allah yang sudah menyiapkan rencana lain untukku. Rencana dari Allah tak pernah bisa kuduga dan tak pernah aku membayangkan bahwa aku akan mengikuti rencana Allah tersebut dengan “suka rela”. Tepat satu hari aku mengundurkan diri, perusahaan yang dulu sempat mengontakku menghubungiku dan menyuruhku datang untuk interview. Dan seperti yang kalian duga, aku diterima bekerja tepat dihari aku akan berencana untuk fokus pada kuliahku! Dan saat itu rencanaku gagal dan terganti oleh rencana Allah yang sampai saat ini pun aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa aku bekerja di tempat yang dulu begitu sangat kuinginkan tapi tak dapat kudapatkan, dan ketika harapanku mulai habis aku diterima di tempat itu. Luar biasa!

Aku sangat sangat sangat beruntung. Aku bahkan tidak tahu kata-kata lain untuk mendeskripsikan kondisiku saat ini. Aku sangat bersyukur karena pada akhirnya aku mendapatkan apa yang dulu hanya ada di angan-anganku. Aku bekerja sebagai junior designer. Dan langsung dipercaya menangani proyek apartement!. Bahkan ketika aku memikirkan apa yang sudah terjadi pada hidupku saat ini, terkadang aku tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Tapi begitulah sekali lagi Allah menunjukkan kuasa-Nya kepadaku. Dan Ia memperlihatkan bahwa tidak sekali pun ia meninggalkanku. Bahkan ketika aku menangis, ketika aku berharap ketika aku putus harapan sebenarnya Ia tetap ada dan sudah mempersiapkan segalanya untukku. Ia menunggu saat yang tepat, saat yang begitu manis dan tak terduga. Dan pada akhirnya tak ada kata-kata lain untuk menggambarkan diri-Nya selain luar biasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar