Sudah lama sekali
rasanya aku tidak menulis. Mungkin kalian berdua bertanya mengapa? Karena
begitu banyak hal yang terjadi padaku selama ini. Aku tidak tahu bahwa Allah
sudah mengatur semuanya untukku. Bahkan mengatur pikiran, hatiku dan
orang-orang yang kukenal saat ini. Sepertinya kami digiring dalam sebuah
keadaan bernama takdir dan jodoh yang begitu misteri. Bahkan terkadang aku pun
tak percaya pada apa yang kulalui saat ini.
Jadi harus kalian
ketahui bahwa sebelumnya aku sudah berkerja di salah satu perusahaan kontraktor
sipil. Aku bekerja disana karena kakek kalian mengenal salah satu petinggi
perusahaan tersebut dan ia memintaku untuk bekerja di perusahaannya. Jujur,
sebenarnya aku tidak ingin bekerja disana. Bahkan sehari sebelum aku memulai
pekerjaanku, aku menangis karena aku sungguh tidak menyukai pekerjaan baruku.
Tapi aku tak dapat menolaknya karena kakek kalian sepertinya begitu berharap
aku bisa segera bekerja. Yah, harus kalian ketahui bahwa orang tua akan begitu
bahagia jika mengetahui anaknya sudah bekerja. Hanya dengan melihat anaknya
mendapat pekerjaan saja orang tua begitu sumringah karena mereka merasa
akhirnya anak mereka mampu mengerjakan sesuatu.
Oke kembali ke cerita
awal, jadi karena ada perasaan tidak enak kepada kakekmu dan temannya, mau tak
mau akhirnya aku bekerja disana. Tapi tentu saja hatiku tidak dapat dibohongi,
aku yang seorang mahasiswa interior tentu menginginkan keadaan yang “lebih”.
Aku tidak sabaran menjalani profesi sebagai seorang desainer. Aku tidak tahan
dengan situasi dimana aku tidak bisa mengaplikasikan semua yang aku tahu dan
aku pelajari. Aku tahu aku bisa, aku tahu aku mampu lebih dari keadaanku
sekarang.
Selama 4 bulan aku
bekerja disana sambil terus berharap bahwa aku bisa pergi dari kantor itu
secepatnya. Sebenarnya keadaan disana tidaklah seburuk itu. Orang-orang disana
begitu baik dan mau mengajari aku. Aku tidak harus kepanasan karena tugasku
hanyalah melakukan pekerjaan rutinitas administrasi biasa. Tapi pikiranku
selalu membayangkan aku berada di luar pada sebuah proyek interior dimana aku
sedang mengukur ruangan dan terkena debu serta mencium bau cat yang menusuk
hidung. Karena bagiku, aku lebih suka bekerja di luar kantor meskipun aku harus
berpanas-panasan, berkeringat bahkan terkena debu sekalipun, daripada aku harus
duduk diam di kantor dan mengerjakan pekerjaan rutinitas. Aku benci rutinitas.
Aku mau lebih, aku mau belajar lebih banyak dan aku mau jadi seorang desainer
interior.
Selama 4 bulan aku
menjalani pekerjaan yang melelahkan. Tidak secara fisik namun secara batiniah
harus aku akui aku tersiksa. Aku tahu itu bukan tempatku yang seharusnya, aku
tahu aku pantas dapat yang lebih baik. Sampai pada satu titik aku sempat
bertengkar dengan bosku. Aku tidak bisa menahan emosi dan aku meluapkan
kemarahanku padanya. Kalian bisa berpikir aku gila. Dia seorang bos dan aku
hanya seorang karyawan biasa. Tapi itulah aku, aku tidak bisa membiarkan ada
orang lain yang menimpakan kesalahan padaku yang bukan menjadi tanggung
jawabku. Saat itu aku marah, sedih, kecewa dan benar-benar muak dengan seluruh
keadaan yang ada. Sehingga aku mencoba mencari pekerjaan lain dengan mengajukan
lamaran kerja ke beberapa studio desain interior.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar