“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam
keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208). Hadist
ini sudah tidak asing lagi di kalangan umat muslim. Hadist yang menggambarkan
kondisi umat saat kemunculan Islam dan menjelang hari akhir nanti sebenarnya
sudah mulai kita rasakan saat ini. Bagaimana umat muslim mendapat cobaan yang
begitu besar dari pihak-pihak non-muslim yang seolah bersekongkol menghancurkan
Islam.
Jika dulu saat zaman Rasulullah beliau mendapat tentangan yang luar biasa dari kaum kafir Quraisy, maka saat ini kita pun mendapat perlawanan dari banyak pihak. Tak cukup dengan menyasar nyawa seperti yang dilakukan tentara Israel terhadap rakyat Palestina, umat muslim di Prancis juga mendapat ujian saat pemerintah Prancis mencoba melarang umat muslim menunjukkan identitasnya untuk memakai jilbab. Di China, umat muslim bahkan dilarang untuk melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan yaitu puasa. Tapi tak usah jauh-jauh menengok ke negara-negara lain di mana muslim memang hanya menjadi minoritas. Tengoklah negara kita sendiri di mana Islam adalah agama dengan jumlah pengikut terbanyak.
Di beberapa instansi seperti kepolisian sempat beredar isu
bahwa anggota polwan dilarang menggunakan jilbab. Dan yang terbaru, di Bali
para pelajar muslim dilarang menggunakan jilbab di sekolah. Dengan semua ujian dan
cobaan yang datang silih berganti, memang berat rasanya tetap mempertahankan
dan menunjukkan identitas kita sebagai muslim, apalagi bila kita tinggal di
daerah di mana Islam hanya agama minoritas. Hujatan, kritikan dan diskriminasi
seolah menjadi resiko tak terhindarkan bagi umat muslim yang tetap teguh
menjalankan syariat-syariat agama. Karenanya tak sedikit umat Islam yang
menjadi takut bahkan segan untuk menunjukkan jati dirinya sebagai seorang
muslim. Tapi bukankah Rasul kita sudah menjanjikan bahwa orang-orang yang
terasingkan itu akan beruntung? Dan bukankah Rasul kita tidak pernah berdusta?
Maka apakah yang membuat kita masih ragu untuk menunjukkan ke-Islaman kita?
Meskipun identitas tidak hanya ditunjukkan dari tampilan
luar, namun salah satu identitas ke-Islaman yang dapat kita tunjukkan adalah
dengan berpakaian sesuai syariat. Karena pakaian adalah ciri yang paling mudah
untuk mengenali apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tapi untuk hal yang
cukup mudah seperti ini saja orang sudah takut untuk mengenakannya. Dalih dapat
menimbulkan kesenjangan atau permusuhan dengan umat agama lain menjadi alasan
yang paling sering diutarakan. Padahal sudah banyak yang membuktikan, justru
dengan menggunakan pakaian sesuai syariat kita semakin mudah dikenali dan
membuat umat agama lain akan mudah untuk menghormati kita.
Contohnya, ketika seorang wanita menggunakan jilbab tentu
umat agama lain akan langsung mengenali bahwa wanita tersebut adalah seorang
muslim dan akan berpikir dua kali untuk mengajak wanita tersebut ke
tempat-tempat maksiat atau menawarinya makanan dan minuman yang tidak halal. Berbeda
jika wanita tersebut tidak menggunakan jilbab atau menunjukkan tanda-tanda
ke-Islamannya, teman-temannya yang non-muslim bisa saja mengajaknya untuk pergi
ke tempat-tempat terlarang atau menawarinya sesuatu tanpa peduli halal atau
tidaknya barang tersebut. Tak hanya itu, di tempat-tempat dimana Islam hanyalah
agama minoritas seperti Bali, tak jarang ditemukan para wanita yang berjilbab
bergaul dengan mudah dengan umat agama lain tanpa harus khawatir mendapat
perlakuan kurang menyenangkan. Dari sana kita bisa menarik kesimpulan,
identitas itu diperlukan bukan untuk menegaskan perbedaan tapi justru untuk
menguatkan keharmonisan. Jadi alasan takut timbul perpecahan akibat menunjukkan
perbedaan sepertinya terlalu dipaksakan. Dan bukankah karena perbedaan pula
kita punya alasan untuk saling mengenal?
Kasus di Bali tentang pelarangan jilbab memang benar adanya.
Tapi toh itu tidak bisa dijadikan alasan untuk takut menunjukkan ke-Islaman. Karena
semakin kita takut menunjukkan identitas maka kita sebagai umat muslim akan
semakin mudah ditindas. Meskipun kaum muslimin hanya dianggap minoritas tapi
bukan berarti kita jadi miskin identitas. Justru inilah saat yang tepat
menunjukkan identitas. Dengan identitas kita akan mudah dikenali dan semakin
mudah untuk dihormati. Dengan adanya identitas akan timbul ikatan kuat antara
sesama muslim. Dengan menunjukkan identitas kita sebagai muslim, kita akan
terus ingat untuk selalu berprilaku dan berakhlak layaknya seorang muslim. Jadi
tunggu apa lagi, jangan ragu untuk tunjukkan identitasmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar