Pages

Untuk Troya & Noura : Dan Krisis Air Pun Dimulai





“Kita tidak mewariskan alam kepada generasi mendatang..
Tapi kita meminjamnya dari anak dan cucu kita.”

***

Setelah beberapa tahun menyaksikan di TV, orang – orang di Pulau Jawa kesusahan mencari sumber air di musim kemarau, akhirnya krisis air bersih juga melanda Pulau Bali. Sebenarnya tanda – tanda kekeringan udah mulai beberapa tahun yang lalu ditandai menurunnya permukaan air di beberapa danau terbesar di Bali. Tapi dampaknya sendiri ke pemukiman baru dirasakan sekitar 2 tahun belakangan ini. Itu pun hanya dirasakan oleh daerah – daerah yang memang terbilang ‘kering’. Dan akhirnya krisis pun melanda daerah perkotaan dan itu dirasakan oleh keluarga kami.
Keluarga kami yang merupakan keluarga besar, tahun ini terpaksa benar – benar menghemat pemakaian air terutama untuk mandi dan mencuci. Kami yang biasanya mencuci hampir setiap hari, kali ini terpaksa harus menggunakan jasa laundry. Dan persoalan semakin rumit kala menyangkut masalah mandi. Dulu kami biasa menggunakan air sebanyak apa pun yang kami mau untuk mandi, dan sekarang kami hanya menggunakan setengah bak air untuk sekali mandi. Karena tak tahan dengan keadaan apa lagi di saat kami hendak keramas yang mana kami harus menggunakan air dalam jumlah banyak, akhirnya kami membeli air galonan yang biasanya untuk diminum untuk mandi kami sehari – hari. Tapi untunglah tetangga kami mempunyai cadangan air yang cukup banyak sehingga kami bisa meminta air untuk persediaan. Tentunya tidak gratis, memang dia tidak meminta ganti namun kami harus tahu diri sehingga kami menggantinya dengan pulsa listrik sampai batas waktu yang kami sendiri sampai saat ini tidak tahu.
Untuk Troya & Noura, hidup di zaman ini mulai susah. Air yang dulu bisa didapat dengan mudah kini menjadi komoditi yang mulai menipis jumlahnya. Air yang menjadi kebutuhan sehari – hari yang penting, semakin sulit didapat terutama saat musim kemarau. Ini semakin menggelisahkan, bagaimana tidak? Bahkan untuk mandi saja, aku terpaksa meminjam kamar mandi kantor setiap sorenya untuk menumpang mandi. Saat ini aku membayangkan masyarakat berubah beringas untuk memperebutkan air. Hujan merupakan hal yang paling dinanti saat ini. Aku tak pernah membayangkan akan menanti hujan layaknya orang – orang di padang pasir menunggu hal yang sama.
Untuk Troya & Noura, saat kalian nanti hidup di zaman kalian akan hanya ada 2 pilihan. Keadaan akan sama seperti saat ini atau semakin buruk, hal ini tergantung dari apa yang orang di zaman ini bisa perbuat. Harapan sangat tertumpu kepada aktivis – aktivis yang gencar dan peduli akan lingkungan, tapi semuanya akan sia – sia saja jika yang lainnya bersikap acuh tak acuh seperti sekarang. Tapi aku sangat berharap keadaan akan cepat membaik.
Saat kalian tumbuh besar nanti dan kalian membaca pesan ini, kalian harus sadar bahwa air dan seluruh sumber daya yang ada di bumi ini akan semakin menipis. Maka jadilah sahabat bagi Sang Bumi, aku harap kalian bisa menjadi salah satu aktivis pecinta lingkungan seperti yang aku idam – idamkan sejak dulu. Namun, ubahlah kehidupan kalian. Lakukanlah hal – hal untuk membuat keadaan lebih baik. 1 tindakan kecil sangatlah bermanfaat untuk kelangsungan hidup kalian kelak. Ingat yang kita bicarakan saat ini adalah unsur yang paling krusial bagi kelangsungan semua pihak. Cermat dan bijaksanalah dalam bertindak terutama yang berhubungan dengan masalah lingkungan. Lingkungan yang baik akan membawa dampak yang baik dan begitu pula sebaliknya. Mulai kembangkan ilmu kalian dan berpikirlah untuk mencari cara untuk menanggulangi krisis air yang akan terjadi. 
Tahun ini di bulan Februari harusnya di Bali masih sering terjadi hujan. Tapi dari tahun ke tahun intensitas hujan semakin kecil. Hal inilah yang menjadi persoalan besar bagi kami seluruh masyarakat Bali. Dengan kepadatan penduduk yang terus naik tiap tahunnya, kebutuhan akan air bersih juga terus meningkat. Tapi dengan intensitas hujan yang terus menurun membuat kami semakin kesusahan mencari air bersih. Bahkan masyarakat yang berlangganan air PAM terkadang juga mendapat masalah dengan air yang menguning bahkan tak jarang berwarna kecoklatan. Situasi yang sulit hampir dirasakan oleh semua pihak. Terutama mereka masyarakat golongan menengah ke bawah. Di dekat rumahku ada kos-kosan yang mematok harga Rp15.000/orang untuk air saja tiap bulannya. Dan nenek kalian saat mendengar hal itu berkata : “Air itu kan punya Allah mengapa justru jadi komoditi untuk ajang berbisnis?”.
Kalian sudah sadar bukan, air adalah hal yang penting untuk semua makhluk. Teknologi saat ini sebenarnya sudah mampu mengubah air laut menjadi air tawar dengan menghilangkan kadar garamnya. Namun teknologi tersebut sangat sangatlah mahal. Jadi ketika kalian dewasa nanti gunakan dengan bijak tiap anugrah dari Allah. Air, udara, tanah dan pohon adalah pemberian yang harus kalian jaga dengan baik. Ini demi kelangsungan kalian nanti. Tanpa itu kalian tak akan bisa bertahan hidup bahkan dengan gunungan uang sekalipun.
Semoga hidup di zaman kalian kelak menjadi lebih baik dari zaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar