-Pelangi tak akan indah jika hanya
terbuat dari 1 warna saja. Sama halnya dengan kehidupan, kita diciptakan
berbeda – beda agar dapat saling mengenal. Jika semuanya dipadukan dengan baik
maka perbedaan itu akan terlihat sangat indah dan menawan-
Setelah tragedi
yang menewaskan ratusan korban, Bali berubah drastis. Kami yang dulu hidup
dengan aman dan berdampingan dengan keragaman mulai koyak. Saya tak memungkiri
ada gesekan – gesekan yang kami alami karena sinisme yang kami terima bukan
hanya dari masyarakat Bali saja tapi juga dari kacamata dunia internasional
yang memandang Islam sebagai agama teroris. Tapi jujur saja saya tak menyalahkan mereka yang
memandang sinis terhadap kami sama sekali. Karena tak dapat dipungkiri walau
kami menyangkal habis – habisan semua tudingan itu tetap saja perbuatan bom
bunuh diri yang memakan banyak korban jiwa itu didalangi oleh salah satu dari
saudara kami sendiri.
Tapi saya sangat
amat beruntung, di tengah sinisme yang mengalir terhadap kami saya masih tetap
memiliki teman – teman yang sangat bertoleransi terhadap saya dan kehidupan
agama saya. Terlahir dan besar di Bali saya memiliki banyak teman – teman yang
berasal dari agama, suku serta budaya yang berbeda – beda. Kami hidup dengan baik dan saling bertoleransi terhadap
satu sama lain. Saya sering sekali mengundang teman – teman saya datang ke
rumah saat saya merayakan Idul Fitri dan teman – teman saya dengan senang hati
memenuhi undangan saya tersebut. Mereka
– mereka ini yang berasal dari keluarga Kristen, Hindhu bahkan Budha memberikan
selamat kepada saya. Tiap tahun menjadi agenda tersendiri bagi kami untuk
merayakan Idul Fitri di rumah saya. Bahkan ritual tersebut tak berubah setelah
peristiwa naas tersebut.
Saya sangat
menghormati mereka. Buat saya tidak penting apakah mereka berasal dari agama
atau suku apa pun yang terpenting kita dapat saling bertoleransi satu sama lain
dan saling menghormati dalam kehidupan masing – masing. Agama atau suku hanyalah masalah pilihan hidup dan
kondisi seseorang saat ia dilahirkan yang sudah tentu tidak bisa ia tentukan.
Jadi selama apa yang kita pilih tidaklah merugikan orang lain untuk apa kita
mempermasalahkannya?
Saya amat sangat menghargai dan menghormati kepercayaan mereka karena mereka
telah memperlihatkan kepada saya bahwa mereka mampu untuk menghormati dan
menghargai saya dan kehidupan beragama saya. Selama 20 tahun kami hidup bersama
di Bali saya diperlakukan dengan baik oleh mereka. Disini saya menemukan
kehidupan yang bahagia dan menemukan banyak sekali pelajaran – pelajaran hidup
yang saya terima dari teman – teman saya. Kami
hidup bahagia dalam kebersamaan. Kami hidup dengan baik di tempat yang punya
sejarah kelam. Jika kami bisa mengapa yang lain tidak?
Bila kita selalu
menilai orang lain hanya dari agama maupun sukunya saja bahkan belum apa – apa
sudah menilai mereka dengan buruk tentu kita hanya akan mendapat permusuhan.
Namun, bila kita mau untuk mencoba saling mengenal dan memahami maka akan
timbul rasa persaudaraan di hati masing – masing. Janganlah
jadikan perbedaan sebagai penghalang namun jadikan ia sebagai alat untuk
mempersatukan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar