Selain menjalani profesi sebagai seorang desainer, aku juga
tetap menjalankan aktivitasku yang lain sebagai seorang pengajar. Kali ini aku
mendapat seorang murid wanita berusia paruh baya dan sudah berkeluarga, namanya
Ibu Yuana. Ibu Yuana ini seorang pengusaha di bidang kontraktor interior.
Kantornya mengerjakan pembuatan furniture-furniture dan segala hal yang
berhubungan dengan interior. Kebanyakan proyeknya adalah interior bangunan
komersial seperti butik, restoran dan lain-lain.
Awal perkenalan kami
adalah ketika ia meneleponku dan meminta kursus denganku. Tapi ia tidak mau
melalui lembaga kursus yang menaungiku. Ia maunya langsung denganku saja, tanpa
ada embel-embel lembaga. Dengan senang hati kusetujui karena toh bayaran yang
kuterima bisa lebih besar. Dan akhirnya aku pun menjadi pengajarnya dan aku
mengajar langsung di rumahnya. Hari pertama aku mengajar aku agak-agak takut,
karena rumah tinggal Bu Yuana seperti gudang tak terpakai. Dari depan begitu
besar dan luas, tapi sepi dan desainnya pun kaku seperti pabrik-pabrik pada
umumnya. Ketika aku masuk pun aku semakin takut karena lantai bawahnya penuh
dengan alat-alat pertukangan dan begitu kotor khas bengkel mebel pada umumnya.
Saat itu aku bahkan sudah curiga bahwa aku sebenarnya ingin diculik olehnya.
Tapi semua pandanganku berubah ketika aku diajak naik ke lantai atas.
Begitu naik ke lantai atas, aku langsung menahan nafas. Di
balkon lantai dua aku sudah disuguhi pemandangan yang paling kusukai. Balkon
lantai dua tempat tinggal Bu Yuana begitu luas! Bahkan lebih lebar ketimbang
ruang tamu di rumahku. Yang membuat menarik adalah balkon seluas itu ditumbuhi
rerumputan hijau dan beberapa pohon pepaya di tengahnya. Tapi bukan itu yang
menjadi pusat perhatianku. Area yang hijau itu ternyata adalah area khusus
untuk tempat bermain kelinci-kelinci peliharaan anak-anak Bu Yuana! Kelincinya
ada banyak sekali dan masih kecil-kecil. Semuanya berwarna gelap, ketika ada
orang datang mereka akan mendekat untuk minta makan! Aaarrgh... Lucu sekali!!!
Luasan balkon tempat kelincinya maen ketimbang ruang tamuku, huhu...
Kelincinya lagi pada makan...
Di tengah-tengah area itu tepat di bawah pohon pepaya ada
gundukan tanah yang cukup tinggi. Gundukan itu berisi beberapa lubang di
berbagai sisinya, kalau dilihat-lihat lubang-lubang itu jadi mirip seperti
rumah Teletubbies. Lubang itu adalah lubang yang dibuat kelinci untuk bermain
dan tinggal di dalamnya. Saat hari panas, mereka akan masuk ke dalam lubang
tersebut. Dan saat pagi atau sore hari mereka baru akan keluar. Mereka juga
suka keluar masuk lubang tersebut. Mereka akan berkejaran lalu masuk ke salah
satu lubang dan keluar dari lubang yang lain, persis seperti terowongan kereta
api. Kelinci memang binatang yang paling lucu!!!
Rajin banget kelincinya ampe bisa bikin kayak gini...
Dan karena itu aku jadi betah sekali mengajar di rumah Bu
Yuana. Selain balkon tempat kelinci bermain, ruangan di dalam rumah pun begitu
lapang. Lantai dua yang sebenarnya tidak terlalu besar jadi terlihat begitu
luas karena organisasi ruangan yang efektif. Antara dapur, ruang tamu dan ruang
kerja tidak diberi sekat masiv sehingga ruangan tidak terlihat sempit.
Langit-langit rumah dibuat tinggi supaya sirkulasi udara lebih maksimal dan
juga karena ada lantai mezanin di atasnya. Hal ini cukup berhasil, karena di
saat siang hari pun udara di dalam ruangan jadi tidak terlalu panas. Masih di
lantai yang sama, di area belakang juga disediakan lahan khusus untuk tempat
menjemur sekaligus taman belakang. Tapi karena tidak enak pada Bu Yuana aku
tidak berani memotretnya. Semoga lain kali aku bisa memotret ruang dalam dan
taman belakang di rumah Bu Yuana.
Pemandangan dari dalam rumah, adem...
Tapi bagiku tetap saja, hal yang paling membuatku betah
mengajar di sana adalah keberadaan kelinci yang begitu banyak. Apalagi aku
mengajar tepat menghadap kelinci-kelinci itu bermain. Jadilah setiap aku
mengajar, mataku terus saja mencuri-curi pandang ke arah kelinci-kelinci itu.
Yah, inilah yang membuat pekerjaan sebagai seorang pengajar begitu
menyenangkan. Karena setiap bulan aku selalu bertemu muka-muka baru dengan
karakter dan sifat yang berbeda. Dan tentu saja dari setiap murid yang kutemui
aku bisa mendapat hal-hal baru dan menarik untuk dijadikan cerita maupun
pengalaman berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar