Pagi tadi sebuah pohon ditumbangkan.
Batangnya yang kokoh ditebang.
Ranting panjangnya dibuang
Daunnya yang rimbun dibakar.
Pagi tadi satu kehidupan dipaksa menghilang.
Pagi tadi aku kehilangan.
Menangisi sebuah pohon yang ditumbangkan.
Karena pohon itu pohon kenangan.
Dengannya aku belajar untuk menghargai alam.
Bersamanya aku belajar arti kebijaksanaan.
Dan karenanya aku tahu arti sebuah kehidupan.
Pagi tadi aku menangisi sebuah kehidupan yang telah
menghilang.
Pagi tadi hanya satu batang pohon yang ditebang.
Tapi sebatang pohon juga memiliki nilai kehidupan.
Dan menghancurkan satu kehidupan akan menghancurkan
kehidupan yang lainnya.
Pagi tadi sebuah mikro ekosistem dimusnahkan.
Rumah dari ribuan semut rang-rang dihancurkan.
Daun sumber makanan para ulat sudah menghilang.
Tak ada lagi ranting untuk burung membangun sarang.
Tak ada batang pohon untuk anak-anak memanjat.
Tak ada tempat berteduh sejenak dari panas yang menyengat.
Pagi tadi sebuah tempat bagi banyak kehidupan telah lenyap.
Pagi tadi aku mendapat sebuah pembelajaran.
Akan alam yang mulai rusak,
Kebersamaan yang mulai koyak,
Dan manusia yang semakin tamak.
Di atas tanah mereka bangun yang katanya tempat tinggal.
Tapi mereka habisi tempat tinggal bagi yang lainnya.
Mereka tebang apa yang mereka sebut sebagai batang.
Tapi mereka lupa, bahwa batang adalah bagian dari makhluk
bernama tumbuhan.
Mungkin manusia menganggap diri mereka sebagai penguasa.
Sehingga lupa bahwa ada yang lebih berkuasa.
Dan ternyata alam jauh lebih bijaksana
Karena meskipun mereka jauh lebih berkuasa dibanding
manusia,
Mereka hanya bisa diam ketika mereka mulai disiksa.
Dan ketika waktunya pembalasan tiba,
Baru mata dan pikiran manusia bisa terbuka,
Bahwa hidup tidak hanya tentang harta semata,
Bahwa alam tidak dicipta untuk dikuasai
Tapi untuk diajak hidup bersama dalam harmoni
Denpasar, 07 Mei 2014
Nb : Menangisi kepergian
sahabat tercinta,
Pohon
Singapor/Kersen/Babeci di depan rumah yang kini tinggal kenangan,
Terima kasih sudah memberiku
kenangan indah tak terlupakan.
Terima kasih untuk buah
yang begitu manis yang tiap saat bisa kupetik dan kumakan.
Terima kasih untuk
dahanmu yang kokoh menopang tubuhku saat aku terlelap tidur siang.
Terima kasih untuk
juntaian ranting yang kukumpulkan jadi satu dan kubuat jadi ayunan.
Terima kasih karena kau
adalah pohon pertama tempatku belajar memanjat.
Terima kasih karena kau
adalah pohon pertama yang mewujudkan fantasiku untuk memiliki hunian di atas
pepohonan.
Terima kasih karena sudah
mengajariku arti memberi yang sesungguhnya.
Terima kasih karena sudah
menjadi sahabatku yang setia.
Terima kasih, aku tak
akan pernah melupakanmu selamanya...
Sahabatmu, ima...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar