“Apa gunanya
memiliki rumah yang bagus jika tak ada bumi yang layak untuk tempat
membangunnya”
Arsitektur sebagai bagian dari kehidupan
masyarakat bukanlah monopoli kalangan kaum arsitek saja tapi harus pula
disadari bahwa tiap lapisan masyarakat berhak untuk memiliki dan menikmati
arsitektur yang layak bagi kehidupan mereka. Arsitektur sendiri
sebagai sebuah wujud adaptasi manusia dengan lingkungannya sangat berpengaruh
terhadap lingkungan. Dan tidak adil rasanya bila kita sebagai
penikmatnya tidak mau berperan serta untuk mewujudkan arsitektur yang tidak
hanya indah tapi juga ramah lingkungan.
Sejak tahun 90-an saat para ilmuwan menemukan
tanda-tanda adanya kerusakan ozon yang dapat berakibat bagi kerusakan
lingkungan, para arsitek di seluruh dunia berupaya memikirkan langkah-langkah
agar dengan disiplin ilmu yang mereka miliki dapat berperan serta mencegah
terjadinya kerusakan yang lebih parah. Karena harus disadari bahwa
industri bangunan khususnya industri semen dan baja berkontribusi besar dengan
menyumbangkan emisi CO2 yang sangat besar tiap tahunnya. Hingga setiap arsitek
berusaha mewujudkan sebuah desain yang dapat mengadaptasi iklim dan budaya
setempat serta tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tiap
tahunnya akan berbanding lurus dengan tumbuhnya kebutuhan akan rumah tinggal.
Sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan kepedulian masyarakat akan dampak yang
ditimbulkan bagi lingkungan. Kepadatan rumah penduduk di
kota-kota besar melahap sebagian besar lahan hijau sehingga turut mengurangi
daerah resapan air. Jadi tak heran bila masalah-masalah seperti banjir, krisis
air bersih dan polusi udara semakin menghambat kegiatan sehari-hari dan
memperburuk kualitas hidup masyarakat. Dan sebagian besar masyarakat
hanya bisa berkeluh kesah dan menyalahkan pemerintah. Dengan segala
permasalahan yang melanda seharusnya kita semakin sadar bahwa sudah saatnya
bagi kita untuk bersama-sama membuat perubahan.
Kepadatan rumah penduduk yg berakibat menipisnya daerah peresapan air
Banyak masyarakat yang belum tahu bahwa
permasalahan seperti banjir, krisis air bersih dan polusi udara dapat
ditanggulangi dengan banyak cara dan salah satu cara paling awal adalah dengan
mewujudkan sebuah rumah tinggal yang ramah lingkungan. Dan untuk menciptakan
rumah tinggal yang ramah lingkungan sendiri dapat diwujudkan dengan menambahkan
berbagai elemen penunjang. Elemen-elemen ini selain dapat
mengurangi dampak buruk bagi lingkungan juga mampu membuat si penghuni rumah
merasakan beberapa keuntungan salah satunya mengurangi biaya pengeluaran tiap
bulannya untuk konsumsi air dan listrik selain dapat membuat rumah menjadi
lebih nyaman untuk dihuni.
Roof
Garden (Taman Atap) dan Vertikal Garden
Pertama, salah satu solusi untuk mengatasi
polusi udara dan memperbaiki kualitas udara adalah dengan membuat roof garden
atau taman di atap rumah kita. Seperti kita tahu bahwa lahan hijau di Indonesia
terutama di daerah perkotaan semakin menipis jumlahnya karena salah satunya
digunakan untuk pemukiman. Hal ini tentu membuat jumlah tanaman yang berfungsi
untuk menyerap gas karbon dan emisi pembuangan dari kendaraan dan pabrik
semakin berkurang. Tak heran bila saat ini udara di perkotaan semakin panas
layaknya berada di dalam oven dan kualitas udara terus memburuk. Bila hal ini
terus dibiarkan berlanjut maka gas karbon tersebut tentu dapat semakin merusak
lapisan ozon. Namun, dengan ketersediaan lahan yang semakin berkurang
kita pun menjadi kesulitan untuk menanam pohon. Hal ini mampu kita akali dengan
menanamnya di atap rumah kita. Roof garden sendiri pertama kali di terapkan di kepulauan
faroe. Dan saat ini mulai banyak yang menerapkannya di Indonesia.
Indahnya taman di atas atap
Untuk membuat taman atap yang sederhana tak
memerlukan bahan-bahan yang rumit. Taman ini pada dasarnya adalah lapisan
tanah, pasir dan kerikil yang diletakkan diatas dak beton yang umum kita
gunakan. Cara lainnya yang jauh lebih sederhana adalah dengan menaburkan atau
melapisi dak beton dengan kerikil atau batu-batu kecil. Dan tanaman dapat
diletakkan pada pot-pot tanaman. Tanaman gantung dan tanaman rambat juga bisa
digunakan sebagai taman diatas atap. Namun yang perlu diperhatikan adalah
konstruksi beton yang digunakan. Pastikan bahwa konstruksi dak beton
benar-benar kuat untuk menahan beban. Dengan mengaplikasikan taman atap ini
kita tak hanya membantu untuk mengurangi polusi udara saja namun juga dapat
merasakan efeknya pada kehidupan sehari hari kita. Roof garden ini
selain memberikan pemandangan yang menyejukkan pada atap rumah kita juga dapat
membuat suhu ruangan di bawahnya menjadi lebih dingin. Sehingga pengeluaran
kita untuk biaya listrik khususnya untuk AC dapat ditekan.
Tak jauh berbeda dengan roof garden, vertikal
garden pun bertujuan untuk mengatasi menipisnya ketersediaan lahan untuk
menanam tumbuhan. Bedanya bila roof garden dibuat di atas dak
beton pada atap rumah kita, vertikal garden dibuat secara vertikal pada
bangunan atau fasade rumah kita. Tujuan utamanya adalah sebagai filter udara.
Sehingga udara yang akan masuk ke dalam rumah kita akan disaring terlebih
dahulu agar udara yang masuk adalah udara yang bersih dan bebas polusi.
Cara menanamnya adalah dengan menggantung pot-pot berisi tanaman pada rangka yang kita pasang pada fasade rumah kita. Rangka tersebut dapat terbuat dari pipa PVC bekas dan pot tanamannya dapat dibuat dari botol air mineral bekas. Sehingga selain turut menjaga lingkungan dengan mengurangi polusi udara kita juga dapat mengurangi sampah plastik yang susah dihancurkan oleh tanah. Di Indonesia sendiri penggunaan roof garden dan vertical garden muali marak dijumpai, sedangkan di luar negeri sudah banyak yang menggunakan elemen ini tak hanya untuk rumah tinggal, bahkan bangunan-bangunan pencakar langit dan komersil sudah banyak yang menerapkan hal ini.
Vertical garden di salah satu gedung pencakar langit
Cara menanamnya adalah dengan menggantung pot-pot berisi tanaman pada rangka yang kita pasang pada fasade rumah kita. Rangka tersebut dapat terbuat dari pipa PVC bekas dan pot tanamannya dapat dibuat dari botol air mineral bekas. Sehingga selain turut menjaga lingkungan dengan mengurangi polusi udara kita juga dapat mengurangi sampah plastik yang susah dihancurkan oleh tanah. Di Indonesia sendiri penggunaan roof garden dan vertical garden muali marak dijumpai, sedangkan di luar negeri sudah banyak yang menggunakan elemen ini tak hanya untuk rumah tinggal, bahkan bangunan-bangunan pencakar langit dan komersil sudah banyak yang menerapkan hal ini.
Kolam
Penampung Air Hujan
Perubahan iklim membuat siklus iklim di
Indonesia semakin berubah. Siklus musim kemarau dan hujan tak lagi datang
sesuai jadwal dan tak dapat diprediksi. Hal inilah yang membuat semua orang
menjadi gelisah. Persoalan yang cukup pelik adalah saat musim penghujan datang
intensitas hujan yang tinggi justru menimbulkan banjir dan kekurangan air
bersih. Hal ini biasa terjadi di kota-kota besar. Daerah resapan air
yang semakin berkurang dan sumber air tanah yang tercemar membuat masyarakat
semakin sulit untuk mendapat air bersih. Dan di pelosok Indonesia yang
intensitas hujan kecil seperti di Gunung Kidul dan NTT tentu kesulitan mendapat
air bersih menjadi berlipat-lipat. Padahal banyak cara untuk mengakalinya. Salah satunya
adalah dengan membuat kolam penampung air hujan.
Kolam penampung air hujan ini dapat dibuat di
setiap rumah. Sistem kerjanya sederhana, pada saat hujan turun kolam ini
menampung air hujan dan air hujan ini nantinya dapat dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari. Peralatan tambahan lain untuk membuat kolam penampung air hujan
ini antara lain saluran pengumpul (collector chanel) yang berfungsi
mengumpulkan air hujan dari atap rumah dan filter air untuk menyaring daun-daun
atau kotoran lain agar air hujan yang nanti akan digunakan menjadi lebih
bersih. Jumlah air hujan yang dapat dipanen dari atap rumah tergantung dari
luasan efektif atap dan intensitas hujan tahunan dari daerah tersebut. Ukuran
dari atap rumah dipengaruhi oleh ukuran suatu rumah itu sendiri. Namun dengan curah hujan yang tinggi di Indonesia sekitar 2000-4000
mm/tahun seharusnya kita tak perlu khawatir dengan ketersediaan air bersih.
Bila tiap rumah memiliki tangki penampungan air hujan berkapasitas 10 meter
kubik atau mampu mengalokasikan sekitar 5% saja dari total luas bangunan kita
mampu memenuhi kebutuhan air bersih kita setiap harinya.
Contoh penampung air hujan di rumah warga
Pada perkembangannya saat ini banyak rumah
yang tak hanya memiliki kolam penampungan untuk air hujan saja namun juga
memiliki sebuah ide untuk mengolah air buangan hasil
kegiatan sehari-hari seperti air bekas cucian (grey water) agar mampu diolah
dan dipergunakan kembali untuk flushing toilet atau untuk menyiram tanaman. Dan air bekas dari feces maupun urine (black water) diolah agar mampu
diserap oleh tanah lebih baik sehingga air yang bersumber di dalam tanah tidak
tercemar. Pada akhirnya dapat diperoleh air tanah yang baik dan
mampu dikonsumsi untuk kegiatan sehari hari. Bila semua elemen masyarakat mau
mengaplikasikan hal ini tentu akan didapat hasil yang baik tidak saja untuk
lingkungan namun juga untuk pribadi masing-masing.
Solar
Panel
Indonesia dengan iklim tropisnya tak hanya
diberi anugrah dengan intensitas hujan yang tinggi tapi juga dengan sinar
matahari yang cukup terik sepanjang tahun. Perubahan iklim yang membuat lapisan
ozon semakin menipis membuat sinar matahari semakin terasa panas menghantam
bumi. Dengan suhu bumi yang terus meningkat dan cuaca
panas yang membuat semua orang menjadi gelisah, keperluan akan AC untuk
pendingin udara semakin tinggi dan hal ini berbading lurus dengan kenaikan
biaya listrik tiap bulannya. Namun sengatan matahari ini sebenarnya
bisa kita manfaatkan. Adalah solar panel sebuah alat yang berfungsi untuk
mengkonversi panas matahari menjadi listrik untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Kebutuhan akan daya listrik yang besar tidak dapat kita pungkiri. Namun
seiring dengan terus naiknya TDL (Tarif Dasar Litrik) membuat kita mau tak mau
mencari cara agar dapat menghemat pengeluaran untuk listrik. Hal inilah yang mampu dipenuhi oleh solar panel. Solar panel dapat
dipasang di tiap rumah dengan peralatan dan harga yang cukup terjangkau.
Komponen untuk pemasangannya pun tak terlalu sulit. Komponen tersebut antara
lain Panel Surya/Solar Cells berfungsi untuk merubah tenaga
matahari menjadi listrik. Controller,
yang biasanya ter-integrated dengan Box Batere, merupakan perangkat elektronik
berbentuk kotak yang mengatur aliran listrik dari Modul Surya ke Batere/Accu
dan aliran listrik dari Batere/Accu ke perangkat elektrikal di rumah. Inverter, merupakan rangkaian elektro yang di gunakan untuk mengubah arus
DC (Direct curent) menjadi arus AC (alternating curent). Alat ini dapat di
gunakan pada berbagai macam jenis peralatan elektronika. Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga
surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar
matahari.
Dengan panas matahari yang sangat
menyengat akhir-akhir ini tentu hal ini memudahkan kita untuk mengurangi
pengeluaran kita untuk biaya listrik bila kita mau mengaplikasikan solar panel
ini di rumah kita. Tak hanya untuk keperluan rumah
tangga saja. Sudah banyak hotel yang memakai perangkat solar panel ini. Tentu
ini akan sangat membantu pihak hotel untuk menekan biaya pemakaian listrik
hotel yang sangat besar.
Banyak hal sebenarnya yang mampu kita perbuat
untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Rumah sebagai tempat kita tinggal dan
beraktivitas sehari-hari pun haruslah mampu mengadaptasi tak hanya nilai budaya
dan sosial tapi juga mampu mengadaptasi iklim setempat agar rumah kita tak
hanya baik untuk kita gunakan tapi juga baik untuk lingkungan dan masa depan
bumi kita. Awali perubahan sejak dini. Dan perubahan besar selalu dimulai
dengan perbuatan kecil. Semoga apa pun yang kita lakukan walaupun kecil demi
kebaikan lingkungan kita mampu membawa efek positif untuk sekarang dan dimasa
yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar