“Terkadang untuk tahu apa
itu kebahagiaan kita harus mengalami dulu apa itu penderitaan”
Hai
Troya & Noura... sudah sebulan lebih aku tidak menulis. sekarang sudah
memasuki bulan Februari tahun 2013. Aku sangat berharap tahun ini aku bisa
memperjuangkan mimpi-mimpiku selama ini. Aku ingin hidup dengan caraku. Sungguh
sederhana karena hanya dengan hidup seperti yang kucita-citakan aku dapat hidup
bahagia.
Aku
pernah menceritakan bukan bahwa semasa aku kecil setiap malam sebelum tidur
nenek kalian selalu bercerita sebelum aku tidur. Hidupku penuh dengan fantasi
dan dongeng-dongeng. Hal yang paling aku cintai adalah ketika aku dapat membaca
kisah baru. Karena itu benda yang menjadi temanku selama bertahun-tahun tak
lain adalah buku. Setiap aku berulang tahun hadiah yang paling aku inginkah
sebagai hadiah adalah buku cerita baru. Hadiah paling berkesan yang pernah aku
dapatkan dari ayahku adalah sebuah paket buku cerita sebanyak 12 buah yang
dikemas dalam box berbentuk istana. Istana Dongeng itu memenuhi hari-hariku.
Beranjak aku dewasa aku berharap dapat menulis sebuah kisah yang dapat memenuhi
imajinasi orang-orang. Dan aku ingin menjadi penulis yang menginspirasi ketika
aku membaca buku Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Aku sangat sarankan kalian
untuk membaca buku itu. Aku tak henti-hentinya menangis tiap kali membaca buku
itu.
Menulis
itu cita-citaku. Bukan, itu tujuan hidupku. Tapi sepertinya aku terlambat untuk
menyadari hal itu. Aku dulu menganggap bahwa hobi menulisku itu akan kujadikan
pekerjaan sampingan, lagipula dulu aku berpikir berapa yang bsa kudapat dari
hobi menulisku itu? Aku tidak yakin bahwa aku bisa hidup hanya dengan
mengandalkan uang dari menulis. Aku pun mencari pekerjaan lain untuk menopang
kehidupanku. Dan seperti yang kuceritakan sebelumnya, aku terdampar di dunia
desain interior. Dan aku saat ini bekerja sebagai seorang junior designer.
Awalnya aku merasa bahwa aku akan betah bekerja disana, tapi perasaan betahku
itu hanya bertahan selama 1 minggu. Ternyata aku salah, setelah bekerja disana
aku sadar bahwa bukan ini yang aku inginkan. Ini bukan tempat seharusnya aku
berada. Akhirnya aku baru tahu bahwa hatiku punya pilihan lain, bahwa hatiku
sedari dulu ingin menjadi penulis. Bahwa seberapa berat apa pun jalan yang akan
kulalui aku akan tetap berusaha untuk menjadi penulis. Aku ingin menjadi diriku
sendiri, ingin menjadi orang yang dapat kubanggakan. Ingin menjadi orang yang
tidak hanya mempunyai mimpi tapi juga berani untuk mewujudkannya.
Lalu
aku berpikir, jika memang aku ingin menjadi penulis mengapa aku tidak mencari
pekerjaan sebagai penulis. Dan Allah tidak menyia-nyiakan usahaku. Aku diterima
sebagai penulis artikel di salah satu website tentang interior. Aku pikir tidak
mengapa karena toh aku tetap bisa menulis sekaligus mengamalkan apa yang
kudapat dari tempatku kuliah. Walaupun kecil aku senang sekali, menurutku ini
awal yang bagus. Dan keberuntunganku berlanjut kemarin aku di telpon oleh salah
satu majalah remaja perempuan, mereka ingin meminta ijin untuk menerbitkan
cerpenku. Padahal sudah lebih dari setengah tahun aku mengirimkan cerpenku.
Tapi sayang aku terlalu jujur mengatakan bahwa cerpenku itu sudah aku
publikasikan melalui blog ini. Yah, mereka meminta ijin untuk menayangkan
cerpenku yang berjudul Seperti Dia dan Hilang Ingatan yang pernah aku post-kan
di blog ini. Tapi aku bangga karena walaupun tidak jadi dimuat paling tidak itu
berarti bahwa cerpenku memang layak untuk dimuat di majalah nasional.
Itu
seperti menjadi motivasi bagiku, aku berpikir mungkin Allah ingin aku untuk
memperjuangkan cita-citaku. Dan aku pun memutuskan untuk menjalani hidup
sebaggai penulis, aku akan fokus memperjuangkan cita-citaku itu. Aku akan
berhenti bekerja. Tidak sekarang memang, setidaknya aku harus benar-benar
bertahan untuk bekerja disana sampai 2 bulan ke depan. Karena aku sedang
menjalani PKL (Praktek Kerja Lapangan) selama 3 bulan dan aku sudah bekerja
selama 1 bulan. Setelah itu aku akan memulai dari nol lagi. Mungkin aku memang
tidak akan mendapatkan uang dengan mudah lagi, tidak ada lagi gaji bulanan,
tapi kompensasinya aku akan hidup jauh lebih bahagia. Jujur aku tidak sabar
untuk menjalani rencanaku itu. Dan kali ini aku berharap bahwa Allah meridhoi
rencanaku itu dan semuanya berjalan dengan lancar. Amiin.
Hari ini aku
selangkah lebih dekat dengan mimpiku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar