Banyak anak –
anak yang terkadang merasa malu dengan keadaan orang tuanya. Bahkan di salah
satu kesempatan aku pernah melihat di tayangan televisi ada seorang anak yang
bunuh diri karena malu diejek oleh teman – temannya karena memiliki seorang
ayah yang hanya seorang tukang bubur. Tapi aku tidak pernah merasa malu dengan
keadaan orang tuaku. Ayahku hanya seorang mandor yang berpenghasilan tak
seberapa. Dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang sama sekali tak
berpenghasilan.
Saat masih
sekolah dahulu teman – temanku sering bergonta – ganti HP. Sepertinya HP
menjadi sarana mereka untuk menunjukkan betapa kayanya “orang tua” mereka. Dan
punya HP bagus menjadi salah satu syarat wajib agar bisa diterima dalam
pergaulan saat ini. Tapi seperti kubilang bahwa orang tuaku bukanlah seseorang
yang bisa memberikan apapun yang anak mereka minta. Jadilah aku setia dengan HP
bututku, tapi aku pun tidak pernah meminta pada orang tuaku untuk dibelikan HP.
Sebenarnya ayahku bisa saja memberikan aku HP yang bagus tapi ayah dan ibuku
selalu mengajarkan padaku hidup sederhana. Karena itulah aku tidak pernah
meminta dibelikan HP oleh orang tuaku. Toh, tanpa HP yang bagus hidupku masih
bisa berjalan normal dan bahagia dengan orang tuaku.
Menginjak bangku
kuliah aku mendapatkan hadiah istimewa dari ibuku. Aku mendapatkan HP baru.
Tidak sepenuhnya baru karena itu adalah HP bekas yang dibeli dengan harga 3x
lebih murah dari HP – HP temanku. Tapi aku tahu bagaimana perjuangan ibuku agar
dapat membelikan HP baru untukku. Ibuku yang tidak bekerja dan 100%
mengandalkan penghasilan ayahku harus berhemat dan menyisihkan uang belanja
yang diberikan kepadanya sedikit demi sedikit agar dapat membelikan aku sebuah
HP baru. Bahkan jika ibuku mau ia bisa saja membeli baju baru atau make up baru
untuk dirinya. Tapi dia lebih mementingkan diriku dibandingkan dengan
kepentingannya sendiri. Aku bangga sekali padanya dan aku bangga dengan HP
baruku. Teman – temanku boleh saja punya HP yang jauh lebih bagus dengan mudah,
tapi belum tentu mereka bisa mendapatkan cinta yang begitu besar dari orang tua
mereka seperti yang aku dapatkan. Orang tua temanku bisa memberikan anaknya HP
mewah dengan mudah karena mereka kaya. Tapi aku yakin jika mereka ada di posisi
orang tuaku belum tentu mereka mampu melakukan hal yang sama dengan yang
dilakukan oleh ibuku.
Saat ini saat
aku sudah bekerja pun aku masih setia dengan HP keramat dari ibuku. Aku akan
memakainya sampai benar – benar tidak bisa digunakan. Bukan karena aku tidak bisa
membeli HP baru tapi karena setiap aku menggenggam HP ini aku selalu teringat
dengan pengorbanan ibu demi diriku. Aku mencintai kedua orang tuaku yang telah
mengajarkan aku untuk selalu bahagia dalam kesederhanaan. Orang tuaku memang
tidak kaya tapi bersama mereka aku selalu merasa menjadi orang yang paling kaya
dan paling beruntung karena telah memiliki mereka berdua dalam kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar