Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh...
Hai
Nabi, maafkan atas ketidaksopananku ini.
Tidak
ada satupun orang di dunia ini yang mengenal Allah Tuhan kita selain dirimu.
Wahai
Nabi, seperti apakah Tuhan kita?
Mengapa
setiap ku tanya pada para ulama dan teman – teman mereka selalu mengatakan hal
yang sama? Bahwa Allah pemilik surga & neraka, bahwa Dia akan menghukum
kita bila tidak patuh pada-Nya.
Ya
Nabi, apakah sosok Tuhan itu menyeramkan? Apakah Dia sosok yang kejam? Apakah
Dia seorang diktator yang sangar?
Ya
Nabi, saat ada orang yang menggambarkan bahwa Tuhan kita adalah sosok yang
kejam aku tak mau percaya, karena begitu aku memikirkanmu yang ada di kepalaku
hanyalah sosok Yang Maha Pengasih.
Karena
bagaimana bisa dirimu yang begitu mulia menjadi seorang kekasih dari sosok yang
kejam? Bagaimana bisa dirimu yang begitu bijaksana ber-Tuhan pada sosok seorang
diktator?
Aku
tahu pasti bahwa Tuhan kita jauh lebih pengasih dan mulia dari dirimu. Aku
yakin Tuhan kita begitu indah & penuh kasih sayang.
Bahkan
aku tak mau jika harapanku & keyakinanku tentang sosok-Nya dihancurkan oleh
perbuatan orang – orang di luar sana.
Biarlah
di saat orang lain menganggap Tuhan kita sebagai sosok yang kejam aku akan
tetap mengingat-Nya sebagai sosok yang penuh keindahan & kelembutan.
Ya
Nabi, jika ada orang yang menghinamu apa yang akan kau lakukan?
Apakah
kau akan mengangkat pedang ataukah atau malah tersenyum memaafkan?
Ya
Nabi, aku sedih melihat & mendengar dirimu dihina dan dilecehkan.
Aku
marah dan rasanya aku ingin berteriak menyuarakan ketidakbenaran ini.
Tapi
setiap aku mengingat bahwa kau setiap hari menyuapi seorang pengemis buta yang
menghinamu hatiku luluh.
Karena
aku yakin jika kau masih hidup saat ini & mendapati dirimu dihina kau hanya
akan tersenyum penuh kasih & menyarankan kita semua untuk sabar &
saling memaafkan.
Aku
percaya kau begitu mulia dan bijaksana.
Ya
Nabi bisakah kau sampaikan pada Allah Tuhan kita bahwa aku akan selalu
mengingat-Nya dan melihat-Nya sebagai Tuhan yang baik dan bukan sebagai Tuhan
yang senang menghukum.
Ya
Nabi aku terlalu naif ya? Apa aku terlihat sebagai anak kecil yang berharap
semuanya bisa baik dan penuh harapan?
Tapi
jika itu satu – satunya jalan untuk dapat memandang Tuhan kita sebagai sosok
yang baik aku selalu bersedia untuk tetap menjadi seorang anak kecil.
Ya
Nabi semoga sifat muliamu dapat diingat oleh orang – orang di luar sana.
Semoga
sebelum kita hendak bertindak, kita dapat mengingat bagaimana dirimu akan
bertindak jika menghadapi hal yang sama.
Ya
Nabi, semoga umat mu ini dapat menjadi umat yang dapat kau banggakan.
Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar