Meskipun judul
artikel ini banyak mengandung kata hujan, tapi cuaca pada pertandingan kali ini
ga’ hujan kok, malah ‘panas’ banget. Saking panasnya, baru babak pertama aja
udah lima kartu kuning yang dikeluarin wasit. Tiga buat pemain Kukar, dua buat
pemain U-19. Tensi pertandingan emang berjalan tinggi. Padahal ini cuma
pertandingan uji coba tapi kedua belah tim sama-sama ngotot. Ngotot saling
serang, ngotot rebutan bola ampe ngotot yang adu otot juga beneran ada.
Tim Kukar
bener-bener ga’ peduli ama nama besar U-19, mereka menerapkan permainan
menyerang sejak awal babak pertama. Bukan hanya menyerang, mereka terus
menempel para pemain yang mereka anggap membahayakan. Akibatnya, si gesit nan
lincah Maldini Pali bener-bener ga’ berkutik. Dia ga’ bisa memainkan perannya
sebagai winger dengan maksimal seperti di pertandingan sebelumnya lawan Pusam.
Dan si kapten kecintaan masyarakat Indonesia, Evan Dimas pun juga belum bisa
berbuat banyak karena terus dikuntit ama kapten Kukar. Yah, jadi bisa dibilang
kapten jagain kapten. Bukan cuma nguntit Evan, si Kapten Kukar ini juga sering
banget ngelanggar Evan (yang lama-lama mirip Tsubasa). Di babak pertama aja
Evan udah dilanggar ampe tiga kali.
Anak-anak timnas
awalnya adem ayem aja. Mereka terlihat santai meskipun terus-terusan dilanggar,
tapi lama kelamaan kelihatan mereka ikut kepancing juga. Sampe pemain yang
biasanya santai kayak di pantai macam Sahrul Kurniawan pun ikut berulah dan
akhirnya kena kartu kuning. Di tengah penjagaan ketat pemain lawan, ada
beberapa pemain timnas yang bisa lepas dari penjagaan dan bermain apik. Dia
adalah si macho nan eksotis Ilham Udin Armayn dan pemain baru Martinus. Eh,
Martinus ini adalah pemain baru yang diambil Om Indra dari Pra Pon Jawa Tengah.
Jadi waktu U-19 uji coba lawan Pra Pon Jawa Tengah, Martinus yang waktu itu
jadi striker bermain bagus dan ngebobol gawang timnas ampe dua kali. Nah,
gara-gara itu Om Indra kepincut dan akhirnya manggil dia buat menjalani
pelatihan bareng anak-anak timnas lainnya.
Ok, kembali ke
topik. Temen saya pernah bilang, pertandingan yang seru bukan hanya
pertandingan yang banyak golnya tapi pertandingan yang banyak memiliki peluang
tapi gagal jadi gol. Soalnya kayak gitu itu yang bikin geregetan. Nah, dengan
kecepatan yang dimiliki ama Ilham Udin, dia mampu beberapa kali merepotkan
barisan pertahanan lawan. Dia juga sempet punya beberapa peluang yang sayangnya
belum bisa berbuah gol. Salah satu peluang paling bagus yang dia punya, waktu
dia dapet umpan dari Kapten Tsubasa Evan Dimas yang langsung ia lesakkan
ke mulut gawang. Posisinya si Ilham ni bener-bener udah top, pas di mulut
gawang dan ga’ ada pemain lawan yang ngejaga dia. Tapi itulah sepak bola, yang
dibutuhkan tidak hanya kekuatan tendangan tapi juga keakuratan dan jangan lupa
kiper lawan. Kiper lawan yang rambutnya di bentuk mirip kaki seribu sukses
mementahkan tendangan si Ilham, tapi bola rebound langsung ditendang kembali
oleh Martinus yang entah darimana tau-tau udah nongol di depan gawang (hebat
anak baru ini, dia punya jurus menghilang rupanya). Dan dengan sekali sentakan
dia pun menendang bola itu, dan ciaatttt... Bola tidak masuk sodara-sodara! Ya,
bola tidak masuk! Si kulit bundar hanya terbang tipis melewati tiang gawang.
Ah, sepertinya si Martinus harus diberi kesempatan bermain lebih banyak lagi
sehingga ia bisa melatih tendangannya agar lebih tenang dan akurat. Aduh.. Saat
itu saya jadi kangen ama si striker nan imut, Muchlis.
Dan banyak
sekali peluang yang diciptakan oleh timnas baik oleh Ilham Udin, Martinus, Evan
Dimas dan Hargianto yang entah mengapa makin terlihat macho, ahai.... Martinus
meskipun baru pertama kali tampil, tapi dia membuktikan bahwa ia punya skill
dan layak masuk skuad utama. Meskipun kali ini dia tidak mencetak gol, yah
seperti saya bilang tadi dia kurang tenang aja. Nah, yang bikin kesel di babak
pertama ini bukan hanya gara-gara banyak peluang timnas yang gagal jadi gol
tapi juga gara-gara komentatornya. Kenapa? Apa salah komentator?
Jadi gini, si
pembawa acara yang juga berperan jadi komentator (yang saya juga ga’ tahu
namanya) selalu salah dan ga’ bisa bedain mana Hansamu mana Zulfiandi. Saya
juga heran kenapa, padahal muka keduanya ga’ mirip. Tapi si komentator ini
terus aja salah ngucapin nama. Udah gitu kentara banget lagi dia bingung. Tiap
Hansamu disorot dia selalu bilang, “ini dia Hansamu atau Zulfiandi”. Nah, ga’
jelas banget kan? Itu Hansamu atau Zulfiandi mas? Kalo emang dia ragu mending
ga’ usah aja sekalian disebutin namanya. Seperti waktu Mitra Kukar menyerang
U-19, si Hansamu dengan cerdas dan sesuai keahliannya meng-intersep lawan. Si
komentator juga udah bilang bahwa itu adalah intersep yang bagus. Nah,
penggemar setia U-19 juga pasti tahu kan siapa pemain U-19 yang jago intersep?
Ya si Hansamu lah, eh si komentator malah bilang, “suatu tindakan yang bagus
dari Zulfiandi”. Zzzzzz.... T__T.
Ini si jangkung Hansamu Yama Pranata
Nah, ini baru Zulfiandi
Saya menduga
bahwa komentator bingung membedakan mana Zulfiandi mana Hansamu karena nomor
punggung mereka. Hansamu tadi memakai nomor punggung 16 sedangkan Zulfiandi
memakai nomor 19. Agak mirip sih, tapi sebenarnya jauh juga.. Aduh kan, jadi
bingung sendiri. Daripada bingung nih foto Hansamu ama Zulfiandi. Tapi mereka
berdua kalo dilihat-lihat makin lama makin... ga’ mirip lah! Tahu deh kenapa komentator
SCTV ga’ bisa bedain mereka.
Dan setelah
empat puluh lima menit babak pertama skor masih imbang 0-0. Di babak kedua Om
Indra mulai merotasi pemain. Si Maldini Pali diganti ama Septian David, pas
keluar lapangan kentara banget muka si Maldini yang cemberut. Kayaknya dia
sendiri kurang seneng sama permainannya kali ini. Yang sabar ya Din... Di babak
kedua ini permainan masih terus berlanjut seru. U-19 tidak mengendurkan
serangan. Namun tendangan demi tendangan dari Evan Dimas dan Hargianto dari
luar kotak penalti masih juga belum membuahkan gol. Dan si cepat Ilham Udin
masih juga belum dapat membobol gawang Mitra Kukar yang dijaga dengan ketat
oleh kiper rambut kaki seribu. Meskipun belum bisa menembus pertahanan lawan
tapi saya benar-benar terpukau ama aksi Ilham Udin, soalnya dia kayak ga’ ada
matinya. Ga’ sedikit pun terlihat ia mengendurkan serangan, larinya sama sekali
ga’ melambat. Benar-benar cepat. Oh Ilham Udin...
Dan sampai
ketika saya bersorak penuh kegirangan. Bukan karena timnas bikin gol tapi karena
saya melihat bek kesayangan saya dan seluruh orang Bali bersiap-siap untuk
dimainkan. Horeee!!! Putu Gede pun masuk menggantikan Mahdi Fahri. Selang beberapa
menit kemudian, tensi pertandingan yang sedari awal sudah panas makin memuncak
ketika si kecil yang gesit Fathurrahman dilanggar dengan keras. Beberapa pemain
terlihat saling dorong. Suasana hampir ricuh, untung saja wasit segera melerai.
Nah, ga’ beberapa lama kemudian mungkin karena sakit hati si Fathurrahman
gantian melanggar pemain lawan. Ahahaha...
Dan pelanggaran
tak berhenti sampai di situ. Hargianto ikut-ikutan melanggar pemain lawan dan
dikenai kartu kuning. Ini kartu kuning kedua yang didapet sama Hargi setelah
sebelumnya ia juga diganjar kartu kuning saat melawan Pusam Samarinda. Ini bisa
dijadikan pelajaran buat Hargi supaya dia menjaga emosi dan permainannya, agar jangan
di pertandingan yang sebenarnya ia melakukan kesalahan seperti ini dan
berakibat buruk buat timnas. Secara ia adalah salah satu pemain yang sangat
dipercaya dan selalu dijadikan starter oleh Om Indra. Hati-hati ya Gi...
Lalu di menit
70, Martinus diganti oleh Muchlis Hadi. Diikuti oleh Hargianto yang diganti
oleh Paulo Sitanggang. Dan bener aja, dengan memasukkan Paulo permainan timnas
makin garang. Sebuah peluang terjadi ketika (lagi-lagi) Ilham Udin memberi
sebuah umpan pada Paulo yang langsung dilesakkan ke gawang. Tapi kali ini bukan
kiper yang jadi penyelamat melainkan tiang gawang. Bola membentur tiang gawang
dan ga’ jadi lagi deh buat gol! Hingga menit-menit akhir babak kedua pun
masing-masing kesebelasan sama sekali tidak berhasil mencetak gol. Gawang timnas
yang dijaga si babyface Awan Setho bener-bener aman. Ga’ aman-aman banget sih
tercatat beberapa kali timnas diserang, tapi dengan refleks yang bagus si Awan
bisa menjaga gawangnya dengan baik. Dan Mitra Kukar harus berterima kasih
kepada kiper rambut kaki seribunya dan tiang gawang yang menyelamatkan mereka
dari kekalahan.
Yang menyebalkan
dari pertandingan ini lagi, sering banget di saat-saat seru SCTV seperti
kehilangan koneksi. Tiba-tiba layar berganti gambar terus ada iklan Indonesia
Got Talent. Entah itu disengaja atau emang pengen promosi terselubung entahlah.
Komentator sih selalu minta maaf kalo ada gangguan, tapi gangguannya sering
banget. Apalagi di babak kedua. Ada sekitar tiga kali gangguan yang menyebabkan
saya dan mungkin penonton lainnya di rumah kesel.
Tapi dengan
segala gangguan yang terjadi, saya secara jujur bilang ini adalah pertandingan
uji coba timnas yang paling seru. Terlepas dari mereka ga’ bikin gol sama
sekali tapi di sini mereka mampu menunjukkan kerja sama tim yang baik. Serangan-serangan
yang gencar dan skill yang mumpuni terutama oleh Ilham Udin. Semoga ke depannya
timnas bisa bermain lebih baik kembali. Dan hasil ini bisa jadi cambukan buat
mereka supaya lebih tenang dalam penguasaan bola terutama saat finishing akhir.
Akhir kata saya ucapkan selamat buat timnas yang udah memberi pertunjukan sepak
bola yang luar biasa indah dan tim Mitra Kukar yang udah memberi perlawanan
begitu sengit sehingga pertandingan tak berjalan membosankan. Majulah terus
garuda muda Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar