Mungkin ada yang bertanya, siapakah yang pertama kali
mencetuskan aliran sesat bernama Syiah? Sebelum membahas soal dalang aliran
sesat tersebut, perlu diketahui Syiah adalah aliran sesat yang pertama kali
muncul di dunia yang mengatasnamakan Islam. Sehingga banyak yang menganggap
Syiah adalah salah satu bagian dari Islam, seperti NU atau Muhammadiyah. Tapi nyatanya
tidaklah demikian. Jika NU dan Muhammadiyah masihlah menganggap Nabi Muhammad
sebagai rasul mereka dan Al-Quran sebagai kitab suci mereka, lainnya halnya
dengan Syiah. Mereka mengganggap bahwa wahyu yang diturunkan dari Allah melalui
Malaikat Jibril salah alamat. Mereka meyakini yang harusnya menjadi rasul
adalah Ali bin Abi Thalib yang tak lain tak bukan adalah sahabat Nabi. Mereka juga
mengubah ayat-ayat Al-Quran seenak jidat mereka bahkan menambahkannya hingga
mencapai ketebalan tiga kali dari Al-Quran biasa. Ckckck...
Karenanya sekali lagi saya tegaskan bahwa Syiah bukanlah
bagian dari Islam. Syiah adalah agama tersendiri yang memiliki nabi dan
kitabnya sendiri. Kembali lagi ke topik tentang siapa dalang di balik munculnya
Syiah (dikutip dari buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam karya Muhammad
Pizaro Novelan Tauhidi). Tokoh yang mencetuskan ide gila tersebut muncul pada
zaman Khalifah Utsman bin Affan. Ia adalah seorang tokoh Yahudi dari Yaman yang
bernama Abdullah bin Saba. Meski mengaku muslim ia senang sekali menyebar
fitnah yang menjelek-jelekkan para pemimpin muslim. Sejak masa kekhalifahan Utsman
bin Affan, orang gila ini selalu berupaya untuk menurunkan para gubernur dan
pemimmpin muslim lainnya. Akibatnya ia dan pengikutnya (Sabaiyah) diusir dari
kota Madinah dan dilarang memasuki kota tersebut.
Namun dasar orang ngeyel, dihukum ga’ mau sadar malah tambah
parah kelakuannya. Ia malah keliling-keliling wilayah Syam, Mesir dan Irak. Tujuannya
lagi-lagi sama, apalagi kalau bukan menyebar fitnah dan membujuk orang-orang
untuk melakukan pemberontakan. Di Mesir dan Irak ia juga menyebarkan fitnah
dengan mengembangkan ajaran ar-Raj’ah (reinkarnasi). Dalil reinkarnasi yang ia
gunakan adalah dengan mengatakan bahwa jika Isa al-Masih saja akan datang
kembali mengapa Nabi Muhammad tidak bisa? Ia juga memprovokasi masyarakat Mesir
untuk melakukan perlawanan kepada khalifah Utsman bin Affan sekaligus berusaha
membunuhnya. Dan setelah usahanya untuk membunuh Utsman bin Affan terlaksana ia
menjadi orang pertama yang menyatakan ba’iat kepada pengganti Utsman yaitu Ali
bin Abi Thalib. Ia membawa dongeng dari Yusa’ bin Nun yang memperoleh wasiat
dari Nabi Musa untuk melegitimasi kekhilafahan Ali bin Abi Thalib. Menurutnya Ali
juga memperoleh wasiat dari Nabi Muhammad untuk menggantikan beliau. Ia juga
melancarkan kecaman terhadap sahabat-sahabat nabi yang lain seperti Abu Bakar,
Umar, Utsman dan beberapa sahabat yang loyal kepada mereka. Ia mengaku
melakukannya karena mendapat perintah dari Ali bin Abi Thalib.
Karena ulahnya ini, ia dipanggil menghadap Ali. Ali pun
menjatuhkan sanksi berupa hukuman mati atas Ibnu Saba’. Namun hadirin di sana
malah memprotes mengapa Ali hendak menghukum orang yang mencintainya dan ahlul
bait? Gara-gara dapet protes itu Ali bin Abi Thalib ga’ jadi ngebunuh Ibnu Saba’
dan akhirnya membuangnya ke Madain (ibu kota Iran saat itu). Nah, ini deh yang
namanya protes membawa petaka. Coba aja mereka ga’ pada protes pasti Syiah ga’
pernah ada di muka bumi. Ini memberi pelajaran pada kita, ketika pemimpin kita
adalah seorang yang lebih berpengetahuan dan berilmu dari kita, maka cobalah
menghargai setiap keputusannya selama tidak bertentangan dengan syariat. Karena
di balik setiap keputusannya, pasti ada manfaat dan hikmah untuk kepentingan
kita dan umat.
Dan di Madain, Ibnu Saba’ kembali menyebar berita bohong
soal kematian Ali bin Abi Thalib. Ketika orang-orang pada berduka karena berita
bohong itu Ibnu Saba’ malah menolak wafatnya Khalifah Ali. Ia mengatakan
meskipun ada 70 orang saksi yang mengatakan dia terbunuh, dia sendiri yang akan
mengatakan bahwa Ali tidak mati sebelum ia menguasai seluruh permukaan bumi. Dari
sanalah Ibnu Saba’ menjadi orang yang pertama kali mempertuhankan Ali bin Abi
Thalib. Ia menyebar fitnah bahwa tidak mungkin Ali terbunuh karena di dalam
diri Ali ada unsur ketuhanan. Khayalannya menjadi semakin tinggi, saking
kreatifnya ia juga mengatakan Ali sering menjelma dalam bentuk awan. Guruh adalah
suaranya, petir adalah cemetinya. Ini yang namanya kreatif berlebihan dan
membawa dosa..
Sejak itu Ibnu Saba’ terus meracuni pikiran orang-orang
dengan khayalan tingginya. Dan orang-orang yang termakan khayalannya itu
bersatu membentuk suatu grup sesat bernama Syiah.
Begitulah kira-kira Syiah terbentuk. Jadi bisa dikatakan
ajaran ini terbentuk akibat khayalan yang berlebihan dan fitnah-fitnah kreatif
dari seorang Ibnu Saba’. Untuk Naufal dan Noura, jika kalian sudah dewasa
hati-hati dengan grup ini. Jangan dekat-dekat apalagi berkawan dengan
pengikutnya. JANGAN! Sepak terjang Syiah selanjutnya akan dibahas dalam artikel
lain. Insya Allah...
Semoga Allah melindungi semua kaum muslimin dari bahaya
kelompok ini. Amiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar