Akhirnya setelah dua bulan menjalani pertandingan uji coba
dalam tur nusantara, U-19 melakoni pertandingan terakhirnya melawan Persiba
Balikpapan. Sebenarnya laga ini adalah pertandingan ulang setelah sebelumnya
pertandingan antar kedua tim ini terhenti akibat matinya lampu stadion. Dalam laga
ini, Om Indra memainkan beberapa pemain yang kayaknya jadi “second line”. Di sayap
kiri ada Dinan Javier yang menggantikan si kuat dan bertenaga Ilham Udin. Yabes
Roni mengisi posisi yang biasanya diisi oleh Maldini Pali si lincah jago
menggiring bola (yaya, julukan yang saya berikan memang agak lebay, hehe). Trio
gelandang pun mendapat personil pengganti yang diisi oleh Paulo Sitanggang yang
tak kalah hebatnya dengan Zulfiandi. Dan posisi Sahrul di centre bek diganti
oleh wajah baru yang saya tak tahu siapa namanya karena saya pun telat
menonton, hehe. Tapi yang penting di bek kanan ada pemain kesayangan seluruh
warga Bali yang juga saya cintai, Putu Gede Juni Antara, aaaaakkkkk.....
Berbeda dengan pertandingan sebelumnya, pada babak pertama
ini Persiba lebih gencar menyerang pertahanan timnas. Mungkin karena mereka
telah belajar dari pengalaman sebelumnya, mereka jadi tahu celah dimana mereka harus
menyerang. Timnas pun tak ketinggalan untuk memberikan perlawanan yang begitu
sengit. Dinan Javier dan Yabes Roni seolah tak mau kalah dengan duo winger
Indonesia, Maldini dan Ilham Udin. Mereka terus menggempur pertahanan Persiba
bersama sang kapten Tsubasa Evan Dimas. Tapi mungkin karena jam terbang
mereka yang masih jauh di bawah duet Ilham Udin dan Maldini, serangan-serangan
mereka sering kali menemui kegagalan. Faktor ketenangan menjadi poin penting,
Dinan yang beberapa kali telah berada dalam posisi yang tepat tidak bisa
mengeksekusi bola dengan baik. Terhitung sudah beberapa kali ia membuang-buang
peluang. Bahkan mungkin karena saking geregetannya si Om Indra ama Dinan,
sempat terlihat Om Indra merengut dan memasang wajah jengkel karena peluang
yang terbuang sia-sia. Sabar Om... Dan si Yabes yang menggantikan Maldini,
terlihat terlalu bermain secara individual. Sehingga supplai bola ke striker
imut Muchlis dan kepada Evan Dimas jadi berkurang.
Tapi gagalnya timnas mencetak gol bukan hanya karena
kesalahan pemain timnas saja, tapi juga karena hebatnya kiper Persiba. Berkali-kali
ia menyelamatkan gawangnya dari sepakan maupun sundulan pemain timnas. Sempat ketika
Muchlis mendapat umpan dari Putu Gede, Muchlis dengan cekatan menyundulnya. Sundulan
dari Muchlis yang seharusnya berbuah gol, sayangnya ditangkap dengan sigap oleh
kiper Persiba. Yang menjadi catatan dalam permainan ini, yang juga mendapat
komentar positif dari komentator adalah permainan ekhemPutu Gedeekhem yang
apik. Ini terlihat ketika Putu Gede sering sekali melakukan over lap hingga ke
garis pertahanan Persiba dan ikut mensuplai bola untuk Yabes dan juga Muchlis
(ini komentator yang bilang lho ya, bukan saya. Ini benar-benar penilaian subjektif
objektif dari saya).
Persiba yang terus digempur juga tak tinggal diam, mereka
kali ini memberi perlawanan yang cukup merepotkan barisan belakang timnas dan
juga Ravi sebagai kiper. Untuk kali ini, Ravi tidak bisa lagi makan lalapan
atau ngeteh ngeliat temen-temennya berjuang di garis depan. Ia keluar dari
sarangnya untuk menjemput bola. Insting dan pengalamannya yang lebih bagus dari
Awan Setho, membuatnya bisa mengamankan gawang timnas kali ini. Sebuah serangan
yang cukup membahayakan terjadi ketika Persiba mendapat hadiah tendangan bebas
dari sisi kiri pertahanan timnas. Jarak tendangan yang cukup dekat dengan
gawang Ravi membuat hal ini menjadi serangan yang mengancam. Benar saja, sebuah
tendangan dari kapten Persiba meluncur keras ke sela atas gawang. Kali ini
timnas harus bersyukur karena memiliki kiper yang tinggi seperti Ravi. Dan saya
pun secara jujur untuk pertama kali mengatakan kali ini refleks Ravi cukup
bagus. Ia melompat dan menghalau bola memasuki gawangnya. Fiuh...
Dan baru saja saya berpikir bahwa timnas mungkin akan
mengalami nasib yang sama saat menghadapi Mitra Kukar, karena biasanya timnas
selalu mencetak gol di menit-menit awal, tapi hingga menit ke tiga puluh timnas
masih juga belum dapat membuahkan gol. Hingga satu menit selepas menit ke tiga
puluh, berawal dari tendangan bebas Yabes, terjadi kemelut di depan gawang
Persiba. Dan sebuah sundulan dari bek Persiba yang bertujuan melindungi
gawangnya malah berujung gol bunuh diri! 1-0 untuk timnas. Tapi saat itu ga’
seneng-seneng banget sih, kan gol bunuh diri...
Dan babak pertama pun usai dengan keunggulan timnas (hasil
gol bunuh diri). Di babak kedua, Om Indra yang kayaknya geregetan mulai
memasukkan Septian David untuk menggantikan Dinan Javier. Dan saya mulai
bersorak kegirangan ketika pemain nomor 15 masuk menggantikan posisi Yabes. Siapa
lagi kalo bukan pemain kesayangan saya selain Putu Gede, Maldini Pali!! Dan benar
saja, baru dimasukkan duo Maldini dan Septian sudah mampu menambah daya gedor
anak-anak timnas. Putu Gede pun makin bersinar ketika ia bekerja sama dengan
baik bersama Maldini. Ia mensuplai bola-bola terarah pada Maldini, sehingga
Maldini bisa membuat peluang darinya. Akhirnya di menit 58, Maldini yang berada
dalam posisi bebas berhasil memanfaatkan sebuah peluang. Ia menendang bola ke
sisi kanan gawang Persiba. Bola hampir saja tidak masuk ketika Septian
(untungnya) berhasil menyambar bola dengan kakinya dan langsung melesakkan ke
dalam gawang. It was amazing goal! Ampe pertandingan usai aksi Maldini yang
menendang bola ke sisi kanan gawang Persiba masih menjadi perdebatan antar
komentator. Apakah Maldini ingin menendang langsung ke arah gawang dan mencoba
membuat gol atau memang dia melakukannya hanya untuk memberi umpan kepada
Septian? Ah, terlepas dari semua itu yang penting timnas bisa bikin gol lah.
Tapi aksi Maldini ini memang pantas diacungi jempol lah! Ini
semakin membuktikan bahwa ia adalah seorang winger yang tangguh, berkelas dan
berkualitas. Semua tentu mengakui skill individunya yang luar biasa, tapi ia
juga punya attitude yang bagus. Ia sadar bahwa sepak bola adalah permainan tim,
meskipun ia bisa saja mencetak gol tapi ia selalu melihat
kemungkinan-kemungkinan lain. Bila ia melihat bahwa teman setimnya memiliki
peluang yang lebih besar untuk mencetak gol, ia tanpa ragu akan langsung
memberikan bola tersebut kepada temannya. Ini bisa dilihat di beberapa
pertandingan sebelumnya ketika ia sering sekali memberi umpan kepada Evan Dimas
khususnya sehingga Evan bisa membuat gol untuk timnas. Ia adalah pemain yang
tak egois. Ia adalah pemain yang memiliki kapasitas untuk menjadi pemain besar
di kemudian hari. Sosok Maldini di timnas memang tak terganti. Dan selama babak
kedua berlangsung, penonton terus disuguhi permainan dan aksi yang begitu
cantik dari seorang Maldini Pali. Ia sering sekali mengecoh pemain lawan dengan
aksi individunya. Sebuah aksi yang saya tahu tidak hanya didapat dari bakat
tapi juga dari kerja keras. Hidup Maldini!
Dua puluh menit kemudian, gantian gelandang lincah Paulo
Sitanggang yang membuahkan gol. Berawal dari umpan satu dua Septian David dan
Martinus (yang masuk menggantikan Muchlis), Paulo berhasil menyarangkan bola ke
gawang Persiba. Dan tiga kosong untuk kemenangan timnas! Sepertinya keputusan
Om Indra memberi kepercayaan Paulo untuk bermain sangat tepat. Paulo memang
seorang gelandang yang sangat energik! Dan di sisa babak kedua timnas terus
menyerang meskipun tak bisa lagi membuat gol. Tapi hasil tiga kosong ini saya
rasa cukuplah untuk mengobati kekecewaan anak-anak timnas dan penggemarnya
setelah hasil imbang tanpa gol yang mereka peroleh saat melawan Mitra Kukar
kemarin. Dan berakhirlah tur nusantara U-19 ini. Dengan hasil ini, mereka
sukses menorehkan hasil yang sangat bagus dengan tanpa sekali pun mengalami
kekalahan. Semoga di bulan April mendatang saat menjalani uji coba ke
negara-negara Arab mereka masih mampu menorehkan hasil yang sama bagusnya. Majulah
terus garuda muda Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar