Beberapa minggu
ini aku mendapat kegiatan baru yang sangat menyenangkan. Sekarang aku menjadi
volunteer di suatu organisasi bernama rumah yatim. Sesuai namanya organisasi
ini memberikan bantuan kepada anak-anak yatim dan kurang mampu. Tak hanya
bantuan secara finansial saja, tapi di sana disediakan pula bimbingan belajar
secara gratis bagi anak-anak sekolah dasar hingga SMP yang kurang mampu.
Awal cerita aku
bisa sampai ke sana sebenarnya tidak sengaja. Setiap bulan aku dan nenek kalian
memberi donasi kepada salah satu panti asuhan. Namun, beberapa waktu yang lalu
guru ngajiku yang juga mengajar di sana menyampaikan kabar yang kurang enak didengar.
Pada intinya pihak pengelola panti asuhan tersebut kurang amanah, tentu saja
hal ini membuatku was-was. Aku jadi kurang bersimpati. Tapi kasihan juga sih
sebenarnya anak-anak di panti asuhan tersebut. Bukan mereka yang salah, yang
busuk ya pengelolanya! Tapi takutnya jika aku memberi bantuan uang di sana,
takutnya disalah gunakan oleh pemiliknya. Nah akhirnya aku putuskan untuk
memberi bantuan di tempat lain.
Kebetulan karena
aku sering lewat rumah yatim, aku pun memberanikan diri untuk datang ke sana
memberi donasi. Nah, pas di sana aku lihat ada daftar nama guru-guru dan jadwal
les. Aku pun bertanya tentang kegiatan mereka, mereka pun menjawab bahwa mereka
juga mengadakan bimbingan belajar untuk siswa kurang mampu. Karena salah satu impianku
adalah menjadi guru untuk anak-anak kurang mampu, aku pun mengajukan diriku
untuk mengajar di sana. Mereka dengan senang hati menerimaku. Akhirnya setiap
selasa aku mengajar komputer untuk anak kelas 5 SD. Dan ternyata teman SMK ku
dulu juga menjadi pengajar di sana. Yah, jodoh memang tak bisa ditebak.
Jujur saja aku
sendiri tidak tahu latar belakang anak-anak yang kuajar. Kata pengelola di sana
sih mereka anak-anak kurang mampu tapi sejujurnya aku kurang percaya. Karena
mereka tampak biasa-biasa saja (eh emang anak kurang mampu keliatannya gimana
sih?). Maksudnya mereka sering ribut seperti anak-anak lainnya, suka jahil,
keringetan terus (terutama buat yang cowok) kalo abis lari-larian, suka ngeluh
kalo materi yang kuajarin agak susah dan tingkah-tingkah lainnya. Yaelah..
Namanya juga anak kecil, perasaan anak kecil emang gitu semua kaliii...
Nah, tadi aku
baru saja selesai mengajar. Selesai mengajar aku banyak mengobrol dengan salah
satu mahasiswa yang konsen mengurus di sana. Ia menceritakan bahwa anak-anak
yang kuajar tadi kebanyakan adalah siswa kurang mampu, bahkan di antaranya
adalah anak yatim. Kata Koko, -pengelola di sana- ada anak yang orang tuanya
hanya berpenghasilan lima ratus ribu per bulan. Untuk membayar uang kos-kosan
mereka saja sulit, apalagi untuk membayar pendidikan anak-anaknya. Lalu ada pula yang orang tuanya bekerja sebagai
pemulung, penjahit dan pekerja serabutan. Koko tahu itu semua karena ia telah
melakukan survey ke rumah mereka masing-masing. Katanya lagi keadaan mereka
benar-benar memprihatinkan, ada yang atap rumahnya sudah jebol dan tak layak
huni. Ahh... Aku benar-benar merasa kasihan pada mereka. Mendengar cerita Koko
aku semakin bersemangat untuk mengajari mereka semua yang kubisa. Semoga Allah
meridhoi jalan yang kuambil ini dan melimpahkan ilmu-Nya padaku agar aku bisa
menggunakannya untuk kepentingan orang banyak. Semoga setiap ilmu yang kupunya,
meskipun sedikit bisa bermanfaat. Amiin...
Dari
murid-muridku aku belajar, anak kecil adalah makhluk yang luar biasa. Mereka adalah
makhluk paling tegar yang pernah ada. Tak peduli bagaimana pun keadaannya, tak
peduli apa yang sedang dan akan terjadi, yang mereka tahu bahwa hidup ini indah
dan harus dijalani dengan penuh keceriaan. Mereka selalu riang gembira, terus
tersenyum dan memiliki semangat luar biasa. Meskipun mereka tahu bahwa hidup
mereka kekurangan, hal itu tak membuat semangat mereka untuk belajar padam. Mereka
terus bermipi dan berusaha mewujudkan cita-cita mereka.
Aku jadi
teringat, ketika aku memberikan mereka tugas untuk menuliskan cita-cita mereka.
Ada yang bercita-cita jadi pemain sepak bola, ada yang bercita-cita untuk
menjadi pengusaha, ada yang bercita-cita menjadi polisi dan lain-lain. Itulah anak-anak,
sang pemimpi yang sesungguhnya. Aku berdoa semoga Allah mengabulkan mimpi
anak-anak itu. Semoga di kemudian hari mereka bisa menjadi seperti apa yang
mereka impikan.
Untuk Naufal dan
Noura, aku harap ketika kalian tumbuh dewasa nanti kalian bisa menjadi
seseorang yang berguna. Bukan hanya untuk diri kalian sendiri tapi juga untuk
orang lain. Aku ingin kalian paham bahwa kalian hidup di dunia ini tak sendiri.
Aku ingin kalian tahu bahwa ilmu, harta, tenaga bahkan waktu kalian adalah
amanah dari Allah. Gunakan untuk kebaikan, meskipun sedikit amalkan ilmu yang
kalian punya. Buka mata lebar-lebar ada begitu banyak orang yang hidup dalam
kesusahan. Terus syukuri apa yang kalian punya, niscaya Allah akan memberikan
karunia-Nya sebanyak-banyaknya. Dan jadilah manusia yang berguna karena
sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar