Pages

Untuk Naufal dan Noura : Kegiatan Baru Mengajar di Rumah Yatim





Beberapa minggu ini aku mendapat kegiatan baru yang sangat menyenangkan. Sekarang aku menjadi volunteer di suatu organisasi bernama rumah yatim. Sesuai namanya organisasi ini memberikan bantuan kepada anak-anak yatim dan kurang mampu. Tak hanya bantuan secara finansial saja, tapi di sana disediakan pula bimbingan belajar secara gratis bagi anak-anak sekolah dasar hingga SMP yang kurang mampu.

Awal cerita aku bisa sampai ke sana sebenarnya tidak sengaja. Setiap bulan aku dan nenek kalian memberi donasi kepada salah satu panti asuhan. Namun, beberapa waktu yang lalu guru ngajiku yang juga mengajar di sana menyampaikan kabar yang kurang enak didengar. Pada intinya pihak pengelola panti asuhan tersebut kurang amanah, tentu saja hal ini membuatku was-was. Aku jadi kurang bersimpati. Tapi kasihan juga sih sebenarnya anak-anak di panti asuhan tersebut. Bukan mereka yang salah, yang busuk ya pengelolanya! Tapi takutnya jika aku memberi bantuan uang di sana, takutnya disalah gunakan oleh pemiliknya. Nah akhirnya aku putuskan untuk memberi bantuan di tempat lain.

Kebetulan karena aku sering lewat rumah yatim, aku pun memberanikan diri untuk datang ke sana memberi donasi. Nah, pas di sana aku lihat ada daftar nama guru-guru dan jadwal les. Aku pun bertanya tentang kegiatan mereka, mereka pun menjawab bahwa mereka juga mengadakan bimbingan belajar untuk siswa kurang mampu. Karena salah satu impianku adalah menjadi guru untuk anak-anak kurang mampu, aku pun mengajukan diriku untuk mengajar di sana. Mereka dengan senang hati menerimaku. Akhirnya setiap selasa aku mengajar komputer untuk anak kelas 5 SD. Dan ternyata teman SMK ku dulu juga menjadi pengajar di sana. Yah, jodoh memang tak bisa ditebak.

Jujur saja aku sendiri tidak tahu latar belakang anak-anak yang kuajar. Kata pengelola di sana sih mereka anak-anak kurang mampu tapi sejujurnya aku kurang percaya. Karena mereka tampak biasa-biasa saja (eh emang anak kurang mampu keliatannya gimana sih?). Maksudnya mereka sering ribut seperti anak-anak lainnya, suka jahil, keringetan terus (terutama buat yang cowok) kalo abis lari-larian, suka ngeluh kalo materi yang kuajarin agak susah dan tingkah-tingkah lainnya. Yaelah.. Namanya juga anak kecil, perasaan anak kecil emang gitu semua kaliii...

Nah, tadi aku baru saja selesai mengajar. Selesai mengajar aku banyak mengobrol dengan salah satu mahasiswa yang konsen mengurus di sana. Ia menceritakan bahwa anak-anak yang kuajar tadi kebanyakan adalah siswa kurang mampu, bahkan di antaranya adalah anak yatim. Kata Koko, -pengelola di sana- ada anak yang orang tuanya hanya berpenghasilan lima ratus ribu per bulan. Untuk membayar uang kos-kosan mereka saja sulit, apalagi untuk membayar pendidikan anak-anaknya. Lalu ada  pula yang orang tuanya bekerja sebagai pemulung, penjahit dan pekerja serabutan. Koko tahu itu semua karena ia telah melakukan survey ke rumah mereka masing-masing. Katanya lagi keadaan mereka benar-benar memprihatinkan, ada yang atap rumahnya sudah jebol dan tak layak huni. Ahh... Aku benar-benar merasa kasihan pada mereka. Mendengar cerita Koko aku semakin bersemangat untuk mengajari mereka semua yang kubisa. Semoga Allah meridhoi jalan yang kuambil ini dan melimpahkan ilmu-Nya padaku agar aku bisa menggunakannya untuk kepentingan orang banyak. Semoga setiap ilmu yang kupunya, meskipun sedikit bisa bermanfaat. Amiin...

Dari murid-muridku aku belajar, anak kecil adalah makhluk yang luar biasa. Mereka adalah makhluk paling tegar yang pernah ada. Tak peduli bagaimana pun keadaannya, tak peduli apa yang sedang dan akan terjadi, yang mereka tahu bahwa hidup ini indah dan harus dijalani dengan penuh keceriaan. Mereka selalu riang gembira, terus tersenyum dan memiliki semangat luar biasa. Meskipun mereka tahu bahwa hidup mereka kekurangan, hal itu tak membuat semangat mereka untuk belajar padam. Mereka terus bermipi dan berusaha mewujudkan cita-cita mereka.

Aku jadi teringat, ketika aku memberikan mereka tugas untuk menuliskan cita-cita mereka. Ada yang bercita-cita jadi pemain sepak bola, ada yang bercita-cita untuk menjadi pengusaha, ada yang bercita-cita menjadi polisi dan lain-lain. Itulah anak-anak, sang pemimpi yang sesungguhnya. Aku berdoa semoga Allah mengabulkan mimpi anak-anak itu. Semoga di kemudian hari mereka bisa menjadi seperti apa yang mereka impikan.

Untuk Naufal dan Noura, aku harap ketika kalian tumbuh dewasa nanti kalian bisa menjadi seseorang yang berguna. Bukan hanya untuk diri kalian sendiri tapi juga untuk orang lain. Aku ingin kalian paham bahwa kalian hidup di dunia ini tak sendiri. Aku ingin kalian tahu bahwa ilmu, harta, tenaga bahkan waktu kalian adalah amanah dari Allah. Gunakan untuk kebaikan, meskipun sedikit amalkan ilmu yang kalian punya. Buka mata lebar-lebar ada begitu banyak orang yang hidup dalam kesusahan. Terus syukuri apa yang kalian punya, niscaya Allah akan memberikan karunia-Nya sebanyak-banyaknya. Dan jadilah manusia yang berguna karena sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar